TEMAN BAIK (TEMUKAN TB MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA)

Rancang Bangun TEMUKAN TB MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA (TEMAN BAIK): A. Dasar Hukum TEMUKAN TB MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA (TEMAN BAIK) Inovasi yang dikembangkan oleh Puskesmas Cepogo untuk menekan angka kasus TBC di wilayah Cepogo. Dasar hukum Inovasi TEMUKAN TB MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA (TEMAN BAIK): 1) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 17 Tahun 2021 tentang Inovasi Daerah 2) Peraturan Bupati Boyolali No. 77 Tahun 2022 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 17 Tahun 2021 3) Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis B. Permasalahan A. Pendahuluan Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan menimbulkan masalah yang kompleks baik dari segi medis maupun sosial, ekonomi, dan budaya. Berdasarkan Global TB Report WHO 2020, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia. Diestimasikan terdapat 845.000 kasus TBC baru setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 98.000 kasus atau setara dengan 11 kematian/jam. Penularan dan perkembangan penyakit TBC semakin meluas karena dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kemiskinan, urbanisasi, pola hidup yang kurang aktif, penggunaan tembakau, dan alkohol (WHO, 2020). TBC adalah tantangan untuk pembangunan Indonesia karena 75% pasien TBC adalah kelompok usia produktif, 15-54 tahun (Riskedas, 2018). Lebih dari 25% pasien TBC dan 50% pasien TBC resistan obat berisiko kehilangan pekerjaan mereka karena penyakit ini (Subdirektorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI, 2019). Menurunnya produktivitas atau kehilangan pekerjaan akibat kecacatan, pengeluara biaya medis, dan biaya langsung non-medis seperti biaya transportasi dan nutrisi berkontribusi pada beban ekonomi rumah tangga orang dengan TBC Menurut Global TB Report yang dirilis oleh World Health Organization pada bulan Oktober 2021, estimasi kasus tuberkulosis resistan obat (TBC RO) di Indonesia saat ini sejumlah 24.000 kasus. Tetapi, pasien yang terkonfirmasi laboratorium hanya 7.921 orang dan yang memulai pengobatan baru 5.232 saja. Dikarenakan angka penularan TB yang sangat tinggi ,maka perlu adanya gerakan yang signifikan dapat meningkatkan angka temuan dan kepatuhan pengobatan TBC. C. Isu Strategis - Angka penularan TBC sangat tinggi, saat penderita TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet. Sekali batuk bisa mengeluarkan 3000 percikan dahak yang mengandung sampai 3.500 kuman Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan sekali bersin mengeluarkan 4.500 - 1 juta kuman. - Adanya Target penemuan terduga TB sebesar 809 tahun 2023 - Jumlah temuan kasus TBC di Puskesmas Cepogo sebanyak 24 kasus pada tahun 2022. - Penyakit TBC pada anak erat kaitannya dengan masalah gizi dan dapat menghambat pertumbuhan. D. Metode Pembaharuan Sebelum adanya inovasi TEMUKAN TB MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA (TEMAN BAIK) , penemuan terduga TBC yang ditindaklanjuti dengan pelacakan kasus masih sangat kurang karena kasus didapatkan dari instansi kesehatan saja, dan tenaga yang dilibatkan adalah programmer Tb dan Kader saja ,sementara dengan adanya inovasi TEMUKAN TB MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA (TEMAN BAIK), penemuan kasus terduga dimulai dari komunitas berisiko tinggi seperti Posyandu,Pos UKK, GP2SP, Poskestren, Penjaringan Sekolah, dan Door to door oleh Kader TB. Tenaga kesehatan yang terlibat yaitu dokter di instansi kesehatan berlanjut dengan kunjungan rumah oleh dokter , programmer, surveillance, tenaga sanitarian, ahli gizi, dan kader kesehatan. Masing masing melakukan tugasnya mulai dari edukasi kesehatan, perbaikan factor resiko lingkungan, perencanaan nutrisi/ GIZI , pemantauan minum obat dan efek samping. E. Kebaharuan - Pembaruan SK dengan format tahun 2023. Nomor sk 445.4/170/4.2.2 tahun 2023 - Adanya bantuan PEMBERIAN Susu dari Dinas Kesehatan untuk penderita TUBER CULOSIS. F. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Inovasi TEMUKAN TB MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA (TEMAN BAIK) 1) Penemuan terduga TB dari instansi kesehatan/ Posyandu/ Gp2SP / Poskestren/ Penjaringan Sekolah/ Pos UKK / Door to door 2) Pengiriman sampel dahak ke fasilitas TCM 3) Hasil TCM diterima 4) Tim DOTS TB melakukan indeks kasus 5) Tim multi disiplin ( dokter, Nutrisionis, Sanitarian, Surveilance, programmer TB ) melakukan kunjungan rumah. 6) Tim multi disiplin melakukan pelacakan kasus, intervensi gizi, edukasi minum obat dan efek samping, pemutusan factor resiko lingkungan 7) Tim DOTS TB melakukan observasi dan tindak lanjut pengobatan, hingga pengobatan tuntas.
Tujuan Inovasi teman Baik ; - Memperluas cakupan penemuan kasus TB lebih cepat - Mempercepat proses penegakan diagnosa TB - Mengurangi angka penularan di lingkup keluarga - Mencegah bertambahnya kasus TB Resisten obat
Manfaat : a. Pasien lebih semangat dalam pengobatan TB karena mendapat pengetahuan secara holistic dari tim multidisiplin b.Penularan kepada lingkungan sekitar dapat dihindari c. Tidak ada Kasus Putus Obat karena pasien terus dipantau keberhasilan pengobatannya
Adanya inovasi Teman Baik ini memudahkan penderita TB untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. A. Inovasi yang akan dilaksanakan merupakan salah satu langkah untuk percepatan penemuan suspek TB B. Inovasi yang akan dilaksanakan merupakan memberi pelayanan yang dilakukan secara sinergi bersama seluruh sektor di kecamatan cepogo C. Pelayanan yang diberikan bisa secara komprehensif menuntaskan program pengobatan orang dengan suspek TB maupun Orang dengan TB. D. masyarakat tidak perlu lagi malu untuk periksa TB