Dasar Hukum Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, pada Pasal 5 disebutkan bahwa tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Di sekolah, guru dan stakeholder terkait harus memberikan pelayanan publik yang optimal, utamanya dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran, terdapat banyak faktor pendukung, salah satunya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran saat ini harus dikembangkan dengan mengakomodasi berbagai karakteristik; inovatif, kreatif, dan interaktif berbasis digital. Hal ini juga dilandasi oleh dasar hukum di Boyolali yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 17 Tahun 2021 tentang Inovasi Daerah serta Surat Edaran Bupati Nomor 2368 Tahun 2023 tentang Budaya Inovasi di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Boyolali. Permasalahan Dalam masa transisi kurikulum di sekolah dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa hal baru yang harus dikembangkan di sekolah demi berhasilnya proses pembelajaran. Selain prinsip proses pembelajaran yang bersifat student-centered, pembelajaran berdiferensiasi, terdapat hal lain yang dianggap baru pada Implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu adanya mata pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bersifat lintas mapel (inter-discipline). Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) mendorong siswa untuk mengembangkan dimensi-dimensi sesuai Profil Pelajar Panncasila. Dengan kata lain, P5 menuntut siswa untuk berpikir kritis, peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar, kerjasama dan kolaborasi, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Untuk itu, kegiatan P5 di sekolah dikembangkan sendiri oleh sekolah sesuai dengan potensi dan permasalahan kontekstual di lingkungan sekitar. Untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada mapel P5 di SMPN 1 Karanggede, dibutuhkan Modul dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) online yang kontekstual, praktis, interaktif, dan berbasis digital sehingga mudah diakses dan digunakan oleh seluruh siswa dan fasilitator P5. Metode Pembaharuan Sebelum adanya Modul dan Lembar Kerja Online, pembelajaran P5 dilaksanakan dengan mengacu hanya pada modul fisik yang belum terhubung dengan link materi maupun link tugas secara online. Pada pembaruan ini, SMPN 1 Karanggede berinovasi menyusun Modul dan Lembar Kerja Online Menggunakan Heyzine Flipbook untuk memfasilitasi pembelajaran P5 Kelas VII. Modul dan Lembar Kerja dapat diakses secara online menggunakan HP maupun laptop/komputer tersebut terintegrasi dengan Link Youtube, Google Form, Google Drive, Canva, dan digital platform lain sehingga praktis untuk digunakan siswa dan fasilitator P5 Kelas VII. Melalui pembaruan ini, dilakukan pula digitalisasi karya siswa yang dihasilkan selama kegiatan P5, sehingga siapa saja bisa melihat produk yang dihasilkan siswa dengan mudah.