Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah puskesmas pembantu dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang lebih kecil.
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Stunting atau sering disebut kerdil atau. Pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada dibawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.
Masyarakat milineal pada saat ini masih banyak menghadapi masalah gizi. Salah satu masalah gizi yang dihadapi adalah stunting. Di wilayah kerja Puskesmas Musuk pada tahun 2021 angka stunting mencapai 9,9 % masih dibawah target.
Oleh karenanya upaya perbaikan harus meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk mencegah serta mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitive). Intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan di sector kesehtan, namun hanya berkontribusi 30%, sedangkan 70%-nya merupakan kontribusi intervensi gizi sensitive yang melibatkan berbagai sector seperti ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, social dan sebagainya. Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek atau sangat pendekdifokuskan pada kelompok 100 HPK, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan, karena penanggulangan balita pendek atau sangat pendek yang paling efektif dilakukan pada 1000 HPK.
Pemetaan status gizi balita terutama stunting sebagai hasil dari penimbangan balita merupakan dasar dan acuan untuk penentuan intervensi dan kebijakan program gizi di tahun selanjutnya. Oleh karena itu, pada tahun 2022 ini salah satu kegiatan program perbaikan gizi dan program prioritas dalam penurunan stunting adalah dengan membuat inovasi yaitu “Genting Mantili (Gempur Stunting Musuk Aman Terkendali)” dengan kegiatan-kegiatan diantaranya pengukuran BB, TB balita secara rutin dipoyandu, gerakan rutin ke Posyandu, atau mandiri, pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu, kelas catin, kelas parenting, kerjasama lintas sector dan Corporate Social Responsibility (CSR)
Mempercepat pencegahan dan penurunan stunting serta sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi gizi yang baik sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Balita stunting dapat di monitor, pencegahan balita stunting
a. Pencegahan stunting menjadi prioritas Puskesmas
b. Meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting
c. Memantau perkembanganmasalah gizi di wilayah Puskesmas Musuk
d. Mencegah masalah gizi di wilayah Puskesmas Musuk
e. Mengatasi masalah gizi di wilayah Puskesmas Musuk